Kudapan Dewangga

\"\"
Definisi dewangga dari KBBI Daring

Dewangga. Warna merah kekuning-kuningan, mungkin seperti warna jingga tua?
Saya tidak menyangka bahasa Indonesia memiliki kosakata spesifik untuk warna. Saat mengetahui definisi dari dewangga, pikiran pertama yang terbersit adalah jajanan anak SD yang berwarna terang. Makanan yang kabarnya pakai pewarna tekstil rhodamin B 🤣. Pokoknya, makanan yang bisa bikin mamah marah kalau saya ketahuan beli.

Continue reading “Kudapan Dewangga”

Hidup Tanpa Senandika

senandika
Definisi senandika dari KBBI Daring

Saya baru pertama kali mendengar senandika. Terdengar sangat indah dan cocok dijadikan nama, begitu pikir saya. Saat membaca definisinya, saya semakin terkejut, ooohh adegan di sinetron saat si tokoh berbicara sendiri itu disebut senandika. Sinetron Indonesia kan memang sudah tersohor dengan senandika yang hiperbolis. Kamera menyorot si tokoh dengan sangat dekat disertai suara latar belakang yang dramatis.

Namun saya sendiri juga rasanya sangat sering bersenandika. Otak saya sering sibuk berbicara sampai saya pesimis bisa bermeditasi karena ketika itu dalam pemahaman saya, saat bermeditasi harus fokus dan mengosongkan pikiran. Duh, mana bisa. Ternyata ada loh orang-orang yang tidak bersenandika atau tidak memiliki inner voice atau internal monologue.

Continue reading “Hidup Tanpa Senandika”

“Morning Person”: Bawaan lahir atau Kebiasaan?

Bangun pagi adalah hal yang paling berat buat saya. Dulu kalau libur sekolah, saya sering sekali shalat subuh menjelang matahari terbit, setelah itu masih lanjut tidur. Ketika kuliah pun demikian, kalau kelasnya siang ya saya bangun siang. Kalau kelas pagi, saya tergopoh berlari masuk kelas agar tidak terlambat. Aktivitas di rumah pun memang cenderung dimulai lebih siang kalau bukan hari sekolah. Kalau diibaratkan mesin, saya tuh lama panasnya.

Continue reading ““Morning Person”: Bawaan lahir atau Kebiasaan?”

Takut

Saat pertama tahu akan menjadi ibu, perasaan yang paling dominan adalah takut. Khawatir akan banyak hal, memikirkan banyak skenario buruk. Bahkan hingga sekarang, bahkan hal-hal kecil mengenai anak pun bisa menjadi ketakutan yang besar.

Did I do well?
Have I made positive attachment with my baby?
Did I feed her enough?
Did she get enough nutrition for her golden age?
Why didn\’t she gain weight this month? Is she sick?
Have I done enough to stimulate her development?
Why won\’t she eat the food I made?
Is she happy?
Should I start discipline her?
Why didn\’t I start bedtime routine?
Why can\’t I make her stay in her high chair during mealtime?
Did she just get hurt? Why can\’t I keep her safe?
Does she love me?
Am I a good mother?
Am I a good wife?
Am I a good daughter?
Am I a good sister?
Am I a good friend?
Am I a good human being?
Am I doing well in my life?
The list goes on….

Padahal, semua itu sudah ada yang mengatur dan mengurus kalau kita sudah berusaha dan meminta, tapi saya sering kali lupa. Terlalu sombong dan pongah berpikir semua bisa dikerjakan, diatur dan dibereskan sendiri, padahal yang memutuskan hasilnya bukan saya, yang menilai bukan saya.

Seringkali juga lupa merendahkan diri dan memohon agar apa-apa yang saya lakukan membuahkan hasil yang diharapkan dan diridhoi olehNya, dinilai ibadah olehNya, serta seringkali luput untuk menitipkan orang-orang yang saya sayangi untuk terus dalam lindunganNya. Karena itu saya sering merasa takut dan salah menempatkan rasa takut.

#Writober #Tema5 #Takut
#RBMIpJakarta
#ibuprofesionaljakarta

Mata Batin

Beberapa waktu belakangan ini ada thread cerita mistis yang viral dari satu akun twitter, awalnya ragu karena saya paling tidak suka dengan cerita horor. Tapi karena penasaran akhirnya baca juga. Makanya untuk tema \’mata\’ saya malah terpikir tentang mata batin hahaha.

Apalagi sekarang makin banyak cerita dan video-video YouTube yang bertemakan mistis seperti ini. Coba lihat saja bagian Trending YouTube Indonesia, isinya penelusuran mistis, anak indigo, sampai penyembuhan santet. Bahkan belakangan ini saya sempat melihat judul berita mengenai seorang artis sengaja \’membuka\’ mata batinnya demi mendalami peran di sebuah film horor.

Continue reading “Mata Batin”

My Thoughts on Marlina: the Murderer in Four Acts

Tulisan ini mungkin sudah basi karena baru ditulis dan dipublikasikan sekarang, padahal saya sudah menonton film ini bulan November tahun 2017 dan sekarang sudah tidak tayang di bioskop. Tapi, film ini sebegitu berkesannya buat saya, hingga saya tidak bisa lupa sensasi saat menonton film ini. Spoiler alert! Bagi yang ingin menonton tapi belum kesampaian, sebaiknya jangan baca pos ini dulu.

Continue reading “My Thoughts on Marlina: the Murderer in Four Acts”