Serunya Market Day Anak TK

Sama seperti berbagai sekolah masa kini, sekolah Aiza juga kerap menyelenggarakan kegiatan Market Day. Hari dimana murid-murid berjualan. Aku sendiri tidak menelisik lebih lanjut tujuan diadakan acara ini untuk apa, tetapi aku merasa kegiatan ini seru.

Tiap hari Jumat di akhir bulan jadi selalu ada bazar makanan dan minuman murah. Iya, murah, karena semua makanan dan minuman ditetapkan harganya lima ribu rupiah saja. Jadi seperti acara donasi dan “Jumat Berkah” karena berapapun modalnya semua dijual lima ribu. Hahaha.

Gemas juga lihat anak TK berjualan dengan kostum apron dan topi chef. Hectic juga karena para murid dan orang tua semua berkumpul di satu tempat. Pokoknya seru.

Market Day yang Dinanti (D-7)

Sejak Aiza resmi jadi murid dan merasakan keseruan Market Day, aku jadi menanti-nanti kapan giliran Aiza. Rupanya, aku tidak sendirian karena banyak orang tua murid lain yang menanyakan kapan jadwal Market Day ke guru-guru.

Sebenarnya kegiatan Market Day ini bisa dibuat sesederhana mungkin, misalnya jika giliran membawa makanan, bisa saja membuat bingkisan snek seperti bingkisan ulang tahun, atau paling gampang memesan makanan atau minuman ke orang lain lalu dijual. Namun, banyak juga yang ingin totalitas membuat makanan sendiri, mendesain packaging, label kemasan, hingga banner dan flyer.

Termasuk aku dan teman satu grup Aiza. Gayung bersambut deh hehe.

Jadi aturannya adalah, satu meja digunakan dua anak bersamaan untuk berjualan, makanya orang tua harus saling berkoordinasi untuk mendekorasi. Beruntungnya Aiza, sekelompok dengan Adeeva yang Mamanya Sat-Set, Tas-Tes #eh.

Tidak sulit berkoordinasi dengan beliau. Malahan Mama Adeeva yang inisiatif menyiapkan banner di meja, stiker bonus untuk pembeli, dan bahkan datang paling pagi untuk mendekor duluan huaaaa. Aku cuma kebagian desain dan cetak menu. Terima kasih, Mama Adeeva! ❤️‍

inspirasi jualan market day
Daftar menu stand minuman Aiza dan temannya, Adeeva

Jualan apa? (D-3)

Jadi apa yang kami jual? Atas ide Ayah, kami menjual minuman populer dengan topping silky pudding seperti di gerai ChaTime. Kami menjual minuman rasa Red Velvet dan Matcha. Yuhuu~

Apa saja yang disiapkan? Mari kita telusuri satu per satu:

  • Premix Minuman.
    Karena belum pernah membuat dan meracik sendiri, kami memutuskan untuk membeli di toko oren bubuk minuman yang sudah jadi, tinggal diseduh dan ditambah susu UHT atau krimer saja. Untungnya ini bisa didapat dengan mudah dan ada berbagai pilihan. 
  • Premix Silky Pudding
    Lagi-lagi karena belum pernah membuat sendiri silky pudding, kami membeli online, ini juga mudah didapat dan banyak pilihan rasanya. Kami memutuskan untuk membeli rasa vanilla biar cocok untuk rasa Red Velvet maupun Matcha
  • Botol Kemasan
    Sebenarnya aku sempat survei online dan ada botol kemasan lucu, tetapi kalau beli online harganya memang murah, tetapi ongkos kirimnya cukup mahal jadi ya harganya tidak jauh berbeda. Akhirnya aku memutuskan pergi ke pasar terdekat sama Aiza dan beli botol plastik dengan kapasitas 250 mL.
  • Label Kemasan
    Sebenarnya ini sangat tersier, enggak ada keharusan untuk membuat label kemasan. But, I just can’t help it! Hahaha. Baru 2 hari diumumkan giliran market day Aiza, Ibu sudah rempong ngedraf label di Canva. Labelnya berbentuk stiker yang bisa langsung ditempel ke botol. Alhamdulillah teman sekelas Aiza punya usaha percetakan jadi bisa menitip cetak, murah meriah dan diambil langsung sepulang sekolah.

    Aiza juga terlibat langsung dalam memilih label kemasannya. Ibu membuat beberapa desain label, Aiza yang memilih desain yang akan dipakai. Aiza juga sudah bisa mengkritisi label yang Ibu buat. Aiza mau labelnya sesuai dengan produk yang dijual; kemasan dan warna minumannya harus mirip! Haha

    label kemasan market day
    Label kemasan sederhana, dibuat dengan modifikasi template dari Canva

 

  • Bahan-bahan Tambahan
    Premix minuman yang kami beli sebenarnya sudah cukup enak tanpa tambahan apapun, hanya saja memang disarankan untuk menambahkan krimer atau susu UHT agar lebih creamy. Akhirnya kami pun memutuskan untuk menambahkan susu UHT, sesuai dengan resep yang dapat melalui video tutorial di YouTube.

Proses Pembuatan (D-1)

Pembuatannya cukup merepotkan karena kami harus membuat sebanyak 36 botol; 20 botol red velvet dan 16 botol matcha. Minumannya kami buat sejak setelah maghrib sampai jam 10 malam karena akan dijual di esok hari mulai jam 9 pagi.

Pembuatannya dimulai dengan membuat silky pudding. Cara membuatnya gampang sekali, cukup tambahkan air dan dipanaskan hingga mendidih. Tidak perlu tambahkan apapun rasanya sudah enak.

Setelah puddingnya mengeras, dimasukkan ke tiap botol sesuai dengan takaran, yaitu sekitar 4 sendok makan. Selagi Ibu memasukkan pudding ke botol, Ayah dan Aiza mulai meracik dan membuat minuman. Mencampurkan air, bubuk red velvet, dan susu UHT, kemudian dimasukkan ke botol satu per satu.

Selama prosesnya, Ayah sempat nyeletuk “Duh, capek banget ya kalau jualan kaya gini setiap hari.” lalu Aiza menanggapi, “Tapi kan kita melakukannya dengan bekerja sama, Ayah, jadi enggak capek.” Hahahaha. Geli tetapi juga bangga. Geli karena memang sebagian besar Ayah yang bebikinan makanya Aiza enggak capek, tetapi juga bangga karena Aiza bisa lihat sisi positifnya dan merasa kami bekerja sebagai tim selama mempersiapkan market day.

kemasan market day
Botol kemasan sudah siap

Market Day (D-Day)

Keesokan harinya seperti biasa market day ramai dan seru, sedari pagi para orang tua sudah sibuk dekorasi dan menata dagangan. Di tengah-tengah beberes itu, ibu-ibu sudah saling bertukar barang dagangan hahaha. Bahkan sudah mulai bertransaksi sebelum anak-anak selesai belajar.

Jadi, para orang tua menyiapkan meja jualan sejak jam 8 pagi, lalu ketika anak-anak selesai belajar di jam 9 pagi, mereka langsung berjualan.

Selama berjualan ternyata Aiza memperhatikan jualan teman-teman lain, termasuk teman satu mejanya, Adeeva. Minuman yang dijual Adeeva lebih cepat habis. Lalu ada kalanya tidak ada yang menghampiri meja kami meskipun suasana ramai.

Aiza beberapa kali bertanya, “Ibu, kok punya Aiza masih banyak, tapi punya Adeeva sudah mau habis?”, “Ibu, kok tidak ada yang beli-beli jualan kita sih?”

Wah, ada kesempatan belajarnya nih, akhirnya aku bilang, kalau berjualan memang harus berlatih sabar, pembeli enggak selalu datang setiap saat, ada kalanya kita harus menunggu, kalau mau Aiza harus berusaha menarik pembeli dengan promosikan jualan Aiza. Untungnya Aiza mengerti dan enggak insecure lagi.

Selain itu Aiza juga proaktif menanyakan dan bersedia menjelaskan minuman yang dia jual.

“Yang ini rasa matcha, green tea. Yang ini red velvet rasanya kaya cokelat.” ujarnya, meniru perkataan Ibu.

Huhuhu anakku sudah besar.

Kalau penasaran keseruan saat market day di sekolah Aiza bagaimana, cek reels di Instagram-ku ya!

Market Day Anak TK
Aiza dan Adeeva siap bertugas

Kenapa seniat itu?

Kenapa seheboh itu sih menyiapkan market day? Bikin peer pressure enggak sih buat ibu-ibu lain?

Hahaha iya sih bisa jadi bikin peer pressure, tetapi ya biar saja. Toh enggak masuk penilaian, bukan buat perlombaan juga. Sesuai kesanggupan masing-masing toh?

Aku excited menyambut market day Aiza karena rasanya seperti ikut main jualan hahaha. My inner child is so happy, dan mungkin karena enggak ada pressure harus cuan jadinya happy aja selama prosesnya hehe.

Selain itu, sebagai newbie jadi ibu-ibu yang terlibat kegiatan sekolah anak, ini jadi pengalaman pertama yang menyenangkan. Mumpung sempat dan bisa mendampingi, sama-sama bikin core memory. Bersyukur banget Ayah juga sedang enggak terlalu sibuk jadi benar-benar bisa menemani dari brainstorming ide, eksekusi, sampai menemani jualan meskipun sambil buka laptop. We worked as a team and we’re proud.

Kalau kalian gimana, tim heboh market day atau males ikutan market day?

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.