Saat ini saya berusia 29 tahun, Aiza berusia 3 tahun. Ulang tahun kami berdekatan, sama-sama di bulan Agustus. Pernikahan saya berusia 5 tahun. Juga diselenggarakan di bulan Agustus. Dalam satu bulan saya merayakan ulang tahun 3 peran dan 3 identitas saya and what a journey it has been! Tahun ini juga sangat berwarna dan menantang seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi ada satu hal penting yang saya sadari melalui peran saya sebagai ibu.
Continue reading “Menembus Ruang dan Waktu”Tag: Writober
Suara dalam Kepala: Darimana dan Bagaimana
Menyambung tulisan sebelumnya mengenai ujaran-ujaran negatif yang bergema dalam kepala, dalam tulisan kali ini saya mau membagikan buah rasa penasaran saya terhadap inner voice kita. Tentang darimana dan kapan inner voice ini terbentuk serta adakah cara untuk menjinakkan mereka.
Continue reading “Suara dalam Kepala: Darimana dan Bagaimana”
Akademi Pandemi
Tidak pernah terbayang sebelumnya akan merasakan hidup di tengah pandemi. Pandemi akibat virus kecil yang membuat orang berkuasa sekalipun terkapar tak berdaya. Pandemi yang membuat negara adidaya morat-marit.
Continue reading “Akademi Pandemi”Takut
Saat pertama tahu akan menjadi ibu, perasaan yang paling dominan adalah takut. Khawatir akan banyak hal, memikirkan banyak skenario buruk. Bahkan hingga sekarang, bahkan hal-hal kecil mengenai anak pun bisa menjadi ketakutan yang besar.
Did I do well?
Have I made positive attachment with my baby?
Did I feed her enough?
Did she get enough nutrition for her golden age?
Why didn\’t she gain weight this month? Is she sick?
Have I done enough to stimulate her development?
Why won\’t she eat the food I made?
Is she happy?
Should I start discipline her?
Why didn\’t I start bedtime routine?
Why can\’t I make her stay in her high chair during mealtime?
Did she just get hurt? Why can\’t I keep her safe?
Does she love me?
Am I a good mother?
Am I a good wife?
Am I a good daughter?
Am I a good sister?
Am I a good friend?
Am I a good human being?
Am I doing well in my life?
The list goes on….
Padahal, semua itu sudah ada yang mengatur dan mengurus kalau kita sudah berusaha dan meminta, tapi saya sering kali lupa. Terlalu sombong dan pongah berpikir semua bisa dikerjakan, diatur dan dibereskan sendiri, padahal yang memutuskan hasilnya bukan saya, yang menilai bukan saya.
Seringkali juga lupa merendahkan diri dan memohon agar apa-apa yang saya lakukan membuahkan hasil yang diharapkan dan diridhoi olehNya, dinilai ibadah olehNya, serta seringkali luput untuk menitipkan orang-orang yang saya sayangi untuk terus dalam lindunganNya. Karena itu saya sering merasa takut dan salah menempatkan rasa takut.
#Writober #Tema5 #Takut
#RBMIpJakarta
#ibuprofesionaljakarta
Renjana
Menurut KBBI,
renjana/ren·ja·na/ n rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya)
Yang saya pikirkan ketika membayangkan renjana adalah kerinduan. Kerinduan akan masa-masa sebelum memiliki anak. Masa sebelum saya terjun bebas dalam arena yang disebut motherhood.
Mata Batin
Beberapa waktu belakangan ini ada thread cerita mistis yang viral dari satu akun twitter, awalnya ragu karena saya paling tidak suka dengan cerita horor. Tapi karena penasaran akhirnya baca juga. Makanya untuk tema \’mata\’ saya malah terpikir tentang mata batin hahaha.
Apalagi sekarang makin banyak cerita dan video-video YouTube yang bertemakan mistis seperti ini. Coba lihat saja bagian Trending YouTube Indonesia, isinya penelusuran mistis, anak indigo, sampai penyembuhan santet. Bahkan belakangan ini saya sempat melihat judul berita mengenai seorang artis sengaja \’membuka\’ mata batinnya demi mendalami peran di sebuah film horor.
Guilty of Gluttony
Makan untuk hidup dan hidup untuk makan. Saya mengenal kedua istilah tersebut saat sedang membaca artikel mengenai MPASI dan pola makan anak. Then I came into realisation that after several years my eating habit and relationship with food had shifted!
Mulai
Sejak bergabung di komunitas Ibu Profesional, saya sudah terpikir ingin menjadi anggota Rumah Belajar (Rumbel) Menulis, karena sejak duluuu kala ingin mahir menulis dan konsisten menulis di blog. Bahkan saya sudah membuat blog ini sejak 3 tahun lalu tapi isinya baru beberapa post saja :\’). Akhirnya, sejak beberapa bulan lalu terwujud juga harapan saya jadi anggota Rumbel IP Jakarta, dan di bulan Oktober ini ada tantangan bagi setiap anggotanya untuk menulis di blog masing-masing 10 tema berbeda dalam kurun waktu 20 hari.
Tema pertama dari tantangan ini adalah \”Mulai\”. Saat membaca tema ini awalnya saya beberapa judul muncul di benak namun masih galau menentukan. Anggota-anggota lain menuliskan bagaimana memulai sustainable life, memulai bisnis, dsb. Ketika bertanya pada suami, beliau menyarankan untuk menulis tentang memulai kehidupan rumah tangga sambil kuliah S2, akan tetapi yang terus ada di pikiran saya adalah bagaimana saya kesulitan memulai sesuatu, bagaimana saya selalu ketakutan memulai sesuatu dan mempertahankan sesuatu itu.