Kisah dan Perlindungan Kasih ASI

Beberapa waktu lalu saya baru mengetahui kalau tanggal 21 Mei merupakan hari yang bersejarah bagi para pejuang ASI di seluruh dunia, yaitu Hari Perlindungan Menyusui Dunia. Empat puluh tahun yang lalu, tanggal 21 Mei, Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu ditetapkan dan diadopsi secara global oleh setidaknya 100 negara. Inti dari kode etik tersebut adalah mengatur pemasaran produk pengganti ASI (atau biasa dikenal susu formula) agar program menyusui dapat dilindungi dan dipromosikan dengan lebih baik karena produk pengganti ASI dipasarkan dengan tepat.

Menurut Executive Director UNICEF Henrietta Fore, selama 4 dekade adanya kode etik ini teramati adanya peningkatan pemberian ASI eksklusif sebanyak 50%(1). Namun, sayangnya Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-50 dari 100 negara dalam penerapan kode etik internasional ini, dan keberhasilan program ASI ekslusifnya hanya sebanyak 30% dari sekitar 265 juta penduduk. Padahal seharusnya, program ASI eksklusif ini jadi perhatian dan masuk ke dalam regulasi pemerintah maupun daerah (2).

Mengetahui hal tersebut, saya jadi teringat pengalaman saya terhadap pemasaran tidak etis yang dilakukan salah satu produk pengganti ASI ternama. Ketika itu usia kehamilan saya sudah menginjak 7 bulan dan mulai mengkhawatirkan ini-itu perihal melahirkan dan menyusui.

Pengalaman Jadi Obyek Pemasaran Sufor

Ponsel saya tiba-tiba menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal, sepertinya nomor kantor. Penasaran, saya angkat telepon tersebut. Seorang wanita di ujung telepon sudah mengetahui nama saya dan bahwa saya sedang hamil. Awalnya saya bingung darimana dia mendapatkan nomor ponsel saya, karena saya tidak merasa memberikan nomor pada seseorang atau website yang mungkin berafiliasi dengan produk tersebut.

Namun, setelah saya ingat-ingat kembali, di tempat praktik seorang dokter kandungan tempat saya memeriksakan kehamilan pertama kali, saya meninggalkan nomor telepon. Di tempat praktik tersebut banyak poster edukasi kehamilan yang disponsori produk susu kehamilan. Petugas administrasi dokter tersebut juga secara spesifik dan eksplisit menyarankan meminum susu kehamilan keluaran pabrik susu formula yang menelepon saya, sembari memberikan berbagai vitamin dan suplemen kehamilan yang diresepkan dokter. Ketika itu saya hanya mengangguk-angguk, tapi tidak lekas membeli.

Saya yakin mereka mendapat nomor ponsel saya dari petugas administrasi dokter tersebut. Menurut saya, hal ini merupakan salah satu pelanggaran kode etik pemasaran karena salah satu poinnya adalah tidak boleh bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan tidak boleh mempromosikan langsung produk kepada (calon) ibu.

Photo by Anthony Tran on Unsplash

Hal yang lebih mengejutkan dan tidak etis adalah hal-hal yang dikatakan oleh juru pemasaran yang menelepon saya. Ketika itu dia bertanya apakah saya sudah mengeluarkan ASI, karena menurutnya ASI biasanya sudah keluar sejak usia kehamilan 7 bulan, dan ini menjadi indikator kelancaran ASI nantinya. Dengan jujur saya mengakui belum ada ASI dari payudara saya. Kontan wanita tersebut menyarankan saya membeli produk pengganti ASI (susu formula) sejak sebelum melahirkan untuk berjaga-jaga jika ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan. Dia juga meyakinkan produknya baik karena mengandung nutrisi ini dan itu yang menyerupai ASI.

Apa reaksi saya setelah percakapan telepon tersebut?

Saya menangis. Saya yang sedang banyak khawatir menjadi semakin khawatir dan insecure, apakah saya bisa menyusui dengan baik, haruskah saya membeli susu formula sejak sebelum melahirkan, kenapa sampai saat ini payudara saya belum memproduksi ASI?

Saya takut hal yang dikatakan juru pemasaran itu benar adanya. Saya curhat pada suami yang saat itu ada di kantor. Alhamdulillah Allah tolong dan kuatkan saya melalui suami dan Teteh-teteh di support group ibu hamil ITBmotherhood. Mereka meyakinkan saya bahwa itu tidak benar dengan menceritakan pengalaman mereka. Beberapa bahkan sudah menyebutkan bahwa itu pelanggaran kode etik dan saya disarankan melapor. Tetapi ketika itu saya masih kalut dan tidak tahu harus melapor kemana sehingga saya biarkan insiden tersebut berlalu. Bagi saya, mengetahui bahwa informasi yang disampaikan tidak akurat sudah cukup menenangkan.

Kisah Kasih ASI

Memberikan ASI eksklusif memang bukan perkara mudah dan butuh perjuangan. Harus dibekali ilmu, motivasi, dan dukungan orang sekitar. Walaupun menyusui adalah fitrah seorang ibu, tidak berarti langsung jago dalam melakukannya, bahkan untuk ibu yang sudah pernah hamil dan menyusui. Oleh karena itu, jika ingin memberikan ASI eksklusif harus mempersiapkan diri sejak masih hamil.

Foto oleh sam moody dari Pixabay

Kisah Kasih ASI untuk Aiza juga bukan kisah yang indah dan romantis. ASI saya tidak langsung keluar saat pertama kali menyusui Aiza. Selama 3 hari Aiza hanya menyusu dari payudara yang kosong. Rewel? Tentu saja. Banyak menangis? Pastinya. Panik? Panik lah, masa iya enggak panik. Apalagi ketika itu Aiza tubuhnya agak kuning karena ketuban pecah sejak masih bukaan 2.

Masa-masa awal menyusui sungguh menyakitkan. Puting saya sakit. Saya pun masih rikuh menggendong Aiza yang terlihat ringkih di mata saya. Tapi Mamah terus mendorong saya untuk menyusui Aiza agar ASI segera keluar. Mamah juga membuatkan saya berbagai makanan yang dipercayai bisa menjadi ASI booster, seperti sayur bayam merah, bubur kacang hijau, susu kedelai, dsb.

Akhirnya ASI saya berhasil keluar setelah melakukan power pumping ketika Aiza tertidur. Saat itu keluar cairan kuning bening yang merupakan kolostrum. Saat itu saya begitu senang dan langsung menghentikan memompa, dan membuang cairan yang baru keluar sedikit itu. Sampai saat ini saya menyesali hal tersebut karena kolostrum banyak sekali manfaatnya dan sangat berharga. Tetapi karena ketidaktahuan dan kesiapan saya, saya telah membuang cairan berharga tersebut.

Bunga yang diberikan suami sebagai selebrasi keluarnya ASI (dok. pribadi)

Tantangan lainnya saat menyusui adalah pelekatan (latching), hal ini sangat penting demi kenyamanan ibu dan bayi serta efektivitas menyusui. Pelekatan yang baik tidak akan menimbulkan rasa sakit pada puting dan memudahkan bayi untuk meminum ASI dengan maksimal. Terkait hal ini, saya banyak dibantu oleh ibunda teman saya yang memang konselor laktasi. Karena posisi beliau saat itu di luar kota, saya berkonsultasi via Whatsapp.

Secara berkala beliau menanyakan progres dan memberikan materi edukasi proses pelekatan ini, serta mengoreksi posisi menyusui saya berdasarkan foto yang saya kirimkan. It was such a HUGE help and relief to actually have someone (an expert) to help with my journey. Menurut saya, ini juga menjadi salah satu kunci keberhasilan saya dalam menyusui. Selain berkonsultasi, saya juga banyak belajar melalui Youtube dan artikel-artikel terpercaya.

Masih banyak sekelumit tantangan lain dalam proses menyusui. Prosesnya tidak selalu indah dan menyenangkan. Malah butuh perjuangan, oleh karena itu menyusui butuh edukasi, usaha, dan persistensi serta lingkungan yang juga mendukung.

Perlindungan Kasih ASI

Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, keberhasilan program ASI eksklusif di Indonesia masih 30% saja, dan usaha perlindungan pemberian ASI ini seperti belum jadi prioritas pemerintah pusat dan daerah. Sebenarnya, kode etik internasional WHO sudah diadopsi dalam regulasi dan peraturan di Indonesia, tapi pelaksanaannya seperti masih jauh panggang dari api. Ditambah lagi Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk pengganti ASI karena angka kelahirannya cukup tinggi tetapi tidak dibarengi dengan tingkat edukasi yang merata.

Keadaan ini semakin diperburuk dengan situasi pandemi saat ini. Banyak ibu yang baru melahirkan sulit mendpatkan hak Inisiasi Menyusui Dini, atau takut menyusui langsung bayinya karena takut bayinya tertular. Sementara itu promosi sufor semakin gencar dan pesan promosi dikemas relevan dengan situasi pandemi seperti menjaga daya tahan tubuh anak. Berdasarkan laporan yang disusun oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), di masa pandemi ini pelanggaran terhadap kode etik WHO semakin marak terjadi. Dalam periode waktu April 2020 – April 2021 saja, ada 123 entri dalam 16 kategori pelanggaran(3).

Hari peresmian Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti ASI diperingati sebagai Hari Perlindungan Menyusui Dunia

Dulu saya tidak mengerti bahwa hal tersebut adalah pelanggaran kode etik dan tidak tahu harus melapor kemana. Tetapi sekarang, bertepatan dengan 40 tahun adanya Kode Etik Internasional ini, Whatsapp Bot dan website Pelanggaran Kode yang diinisiasi oleh Mbak Irma Hidayana diluncurkan. Jadi siapapun bisa berkontribusi dalam menegakkan Kode Internasional dan berpartisipasi dalam perlindungan kasih ASI bagi bayi-bayi di Indonesia.

Penutup

Tulisan ini dibuat untuk menekankan pentingnya informasi dan regulasi pemerintah untuk menyukseskan program ASI eksklusif, juga untuk memperingatkan para ibu dan calon ibu agar tidak terlena dengan kegiatan pemasaran yang tidak etis serta takut menyusui karena misinformasi yang disebabkan pemasaran tidak etis tersebut. Semoga tulisan ini juga menjadi penyemangat bagi para calon ibu untuk belajar, mempersiapkan diri dan mental, serta membangun kepercayaan diri dan keyakinan tentang pentingnya ASI. Pada tulisan lain saya bagikan beberapa tips mempersiapkan ASI eksklusif bagi para calon ibu berdasarkan pengalaman saya.

Tulisan ini tidak dibuat untuk menyudutkan para ibu yang memutuskan untuk memberikan susu formula pada anaknya. Baik atas saran dokter, desakan keluarga atau last resort untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Because, at the end of the day, fed is best, and I believe any decisions are made with love.

Yuk, sama-sama berkontribusi menyukseskan program ASI eksklusif di Indonesia dengan membagikan informasi ini ke sesama ibu dan saling menguatkan dalam hal mengASIhi. 🙂

Sumber:

https://www.unicef.org/press-releases/unicef-executive-director-henrietta-fores-remarks-virtual-meeting-mark-40th

https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2021/05/21/masih-banyak-produsen-produk-pengganti-asi-melanggar-kode-internasional/?status_login=login

https://kumparan.com/kumparannews/aimi-ungkap-123-laporan-pelanggaran-promosi-produk-pengganti-asi-di-indonesia-1vmtiO2qj6j

 

 

26 thoughts on “Kisah dan Perlindungan Kasih ASI

    1. Peluuuk Mulkiii, semoga sudah bisa berdamai dengan diri sendiri yaa. Alhamdulillah kalau sudah bisa dilalui yang penting sekarang dedeknya sehat2 hehehe. You’re an awesome mum nevertheless ❤❤❤

  1. Soal MengASIhi ini selalu banyak kisahnya yaaa ❤ dulu pas hamil anak ketiga yg berjarak 5 tahun dengan kakanya, saya ngerasa udah jago lah tar nyusuinnya, eh ternyata pas udah lahir masih tetep harus belajar terus, tetep lecet lecet, tetep ada dramanya.. Tapi tentu saja tetep menyenangkan hihihi

  2. Saya juga sempet stress ampe baby blues soal ASI anak pertama tehh, apalagi anak pertama prematur. Atas pertolongan Allah, orang tua dan suami yg kekeuh banget ASIX alhamdulillah semua terlalui juga. Hehehe.

    Tapi memang gak semua paham ya soal pentingnya menyusui. Dulu saya pernah ngasih edukasi kecil-kecilan soal ASIX ke pegawai saya sebelum lahiran. Udah lahiran eeh ditambah sufor juga alasannya anaknya gak kenyang-kenyang dengan ASI. Memang support system penting banget ya demi tercapainya kesuksesan ASI.

  3. Ya ampun, kebayang stresnya anak belum lahir aja udah dibombardir sama susu formula… Dulu waktu anak pertama sempat dikasih dan dibekelin susu formula dari rs… Alhamdulillah pas anak kedua, rsnya udah pro ASI Eksklusif banget…
    Tapi Indonesia masih di urutan 50 ya 🙁

  4. saya termasuk yang ga langsung keluar ASI sehabis melahirkan, tapi rumah sakit nya pro asi banget, jadi gak langsung nawarin sufor. pas anak ke-2 pun tetap berjuang lagi buat bisa ngasih asi. sukses nyusuin 2 anak 2 tahun tidak lepas dari support system yang ada: rumahsakit, suami dan keluarga

  5. Kalau gak baca tulisan teteh, gak tahu ada kode etik ini. Saya beruntung punya suami kekeh pakai ASI walau ada “anjuran” dari RS tempat melahirkan, walaupun mereka jg ga berani terlalu menekan. Mengerikan ya industri sufor dan tuntutan ekonomi sampai mempengaruhi pihak medis

    1. Alhamdulillah ya Teh suaminya teguh pendirian soal ngasih ASI. Iya itu mengerikan banget, dan praktiknya masih ada sampe sekarang tuh sedih banget 🙁
      Milih faskes tempat kita melahirkan juga krusial yaa

  6. Wah bagus banget ini tulisannya, informatif dan penting untuk dibagikan lagi ke para ibu, terutama para ibu baru. Alih-alih mendapat dukungan lahir batin untuk tetap berusaha mengASIhi, saya merasa banyak ibu baru yang malah menerima tekanan dari mana-mana untuk beralih ke susu formula.

    1. Alhamdulillah, terima kasih, Teteh~
      Iya bener, Teh, orang-orang di sekitar saya juga gitu huhu. Terutama banyak yang belum tau juga soal konselor laktasi kayanya, jadi kalau mengalami kendala suka langsung pake sufor

  7. Iyaa, kacau banget emang Teh. Denger dari ibu mertua, jaman dulu mah malah perawatnya yang kerjasama dan nawarin sufor langsung ke ibu yang baru lahiran, makanya sampe sekarang ibu mertuaku pro sufor. Berperan besar banget juga yaa faskes yang kita pilih.

    Iya bener banget Teh. Makanya suka gemes, kayanya pemerintah belum bener2 serius bikin dan menerapkan regulasinya makanya masih di urutan bawah 🙁

  8. Mbak, tahun kapan itu ditawari sufor lewat telemarketing? Sependek pengalamanku, sufor enggak boleh ditawarkan bahkan enggak ada iklannya. Kalau susu pertumbuhan (1 tahun ke atas), banyak iklan.
    Nyebelin banget ya itu mah seperti nipu bilang ASI enggak keluar. Buat calon ibu perlu edukasi, kritis, dan keras kepala urusan mengASIhi.

  9. Akupun baru tahu 21 Mei diperingati sebagai Hari Perlindungan ASI mbaak. Waah jadi memang harusnya ada aturan ketat (banget) soal kehadiran sufor ya

    Ya Allah sedihnya, ngebayangin d posisi mbak Laksita yang belum apa-apa udah ditawarin sufor.. huhu kok bisanya marketing perusahaan sufor segitu “agresif” nya yaa.

  10. Ternyata nama anak kita sama Mba.. Tapi anakku namanya dobel Z… Hehehe..

    Yap, bener-bener ngaruh ya mba perlindungan ASI itu. Sebagai ibu yang baru melahirkan, di tengah kepanikan dan kebingungan setelah proses melahirkan yang mungkin panjang, bukan tidak mungkin kita jadi stres ketika asi tidak kunjung keluar.

    PR besar sekali untuk mewujudkan perlindungan ASI yang mumpuni dan menyeluruh.

    Semoga para pejuang ASI bisa terus bertahan sampai selasai menyusui.

    Tulisannya keren mba, enak membacanya sampai selesai. Dibuat subjudul bikin makin paham isinya.

  11. Wah, bagus Mba informasinya, jujur saya baru tahu bahwa ada hari perlindungan ASI.. Memang sepertinya ilmu tentang per-ASI-an ini sepertinya baru 10-15 tahun belakangan ini kembali digencarkan di Indonesia ya. Informasi mengenai manfaat ASI dan segala serba serbinya menjadi terbuka lagi setelah sebelumnya lebih banyak tertutup info sufor. Semoga semakin banyak pejuang ASI yang terus menyampaikan info berharga ini ya.

  12. Ternyata nama anak kita sama Mba.. Tapi anakku namanya dobel Z… Hehehe..

    Yap, bener-bener ngaruh ya mba perlindungan ASI itu. Sebagai ibu yang baru melahirkan, di tengah kepanikan dan kebingungan setelah proses melahirkan yang mungkin panjang, bukan tidak mungkin kita jadi stres ketika asi tidak kunjung keluar.

    PR besar sekali untuk mewujudkan perlindungan ASI yang mumpuni dan menyeluruh

  13. Ternyata nama anak kita sama Mba.. Tapi anakku namanya dobel Z… Hehehe..

    Yap, bener-bener ngaruh ya mba perlindungan ASI itu. Sebagai ibu yang baru melahirkan, di tengah kepanikan dan kebingungan setelah proses melahirkan yang mungkin panjang, bukan tidak mungkin kita jadi stres ketika asi tidak kunjung keluar.

    PR besar sekali untuk mewujudkan perlindungan ASI yang mumpuni dan menyeluruh

  14. haaa selalu suka deh khas banget blogmu, lugas dan cerdas dan berdalil (opo iki)

    ini jahat bgt sih marketing sufornya. dan gak sopan krn ngambil no. HP tanpa izin dr tempat praktek itu. Blacklissttt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.